STUDI KRITIS KONSEP PEMBINAAN PASCA AB1
Oleh: Achmad Mujahid Syayyaf
Pasca AB1, konsep
pembinaan yang dilakukan KAMMI memang sudah cukup bagus. Dengan 2 program wajib
yang harus diikuti anggota baru yaitu, Madrasah KAMMI Klasikal dan Madrasah KAMMI
Khos. Namun yang perlu diperhatikan disini adalah sumber daya pemandu, kususnya
MK Khos dan materi yang diberikan kepada peserta.
Seharusnya pemandu MK Khos dipersiapkan jauh hari sebelum perekrutan dan digodog terlebih dahulu mengenai kapasitasnya dan keberanian berbicara di depan umum. Ada banyak kader KAMMI ketika diamanahkan untuk menjadi pemandu MK Khos merasa keberatan, hanya karena belum siap baik kapsitasnya maupun keberaniannya berbicara di depan umum. Inilah yang menyebabkan sumber daya pemandu menjadi lemah dan menurun.
Seharusnya pemandu MK Khos dipersiapkan jauh hari sebelum perekrutan dan digodog terlebih dahulu mengenai kapasitasnya dan keberanian berbicara di depan umum. Ada banyak kader KAMMI ketika diamanahkan untuk menjadi pemandu MK Khos merasa keberatan, hanya karena belum siap baik kapsitasnya maupun keberaniannya berbicara di depan umum. Inilah yang menyebabkan sumber daya pemandu menjadi lemah dan menurun.
Penulis
menyarankan, sebelum pemandu MK Khos dilepas ke lapangan. Hendaknya diasah
terlebih dahulu mental dan kapasitasnya sebagai AB2, kurang lebih selama 10 kali
pertemuan. Ini dilakukan ditengah-tengah AB3 dan AB2 agar benar-benar matang
dalam pembinaan pemandu serta mandapatkan masukan dan kritikan yang membangun.
Kemudian materi untuk
MK Klasikal dan MK Khos dirasa perlu ada perubahan sedikit. Perlu adanya materi
mengenai Ke Indonesiaan, seperti sejarah pergerakan mahasiswa, sejarah gerakan Islam
modern Indonesia, mengupas pemikiran tokoh Islam baik Indonesia maupun luar
Indonesia, dan media. Tidak masalah melanggar manhaj selama itu untuk kebaikan
dan kepentingan bersama. Ini dirasa penting untuk menambah kapsitas kader
karena sebagai umat islam yang berkewarga negaraan Indonesia seharusnya
mengetahui sejarah Founding Father tokoh Islam Indonesia.
Selain dua
permasalahan di atas, juga ada permasalahan lainnya yang perlu dikritisi yaitu budaya
silaturahim tokoh yang mulai pudar dari masyarakat KAMMI. Ini akan melunturkan
jiwa semangat kader dan akan mmendapatkan wawasan keilmuan yang belum
didapatkan kader. Dan ini bukan hanya dikususkan untuk kader AB1 tapi juga
untuk kader AB2 karena yang akan menjalankan roda KAMMI adalah kader-kader baik
AB1 maupun AB2. Seharusnya silaturahim tokoh ini diintenskan setiap komisariat.
KAMMI yang
mempunyai visi melahirkan kader-kader pemimpin masa depan dalam upaya
mewujudkan bangsa dan negara Indonesia Islami, perlu adanya peningkatan kapasitas
kader KAMMI baik AB1 maupun AB2. Diskusi KAMMI Kultural bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan kapasitas kader.
0 komentar:
Post a Comment