Sunday, May 26, 2013

Adil Dalam Membaca


Adil Dalam Membaca
Oleh: Achmad Mujahid Syayyaf

Ada banyak aktivitas positif yang bisa  kita manfaatkan untuk mengisi waktu kosong. Salah satunya adalah aktivitas membaca, tentunya membaca yang dimaksud adalah membaca karya-karya media cetak. Media cetak ini terdiri atas artikel, koran, majalah, buku, kitab dll. Kedengarannya hal sekecil ini sering disepelekan oleh teman-teman. Orang pandai menulis diawali dengan membaca, orang bereksperimen diawali dengan membaca, orang berdiskusi diawali dengan membaca, orang menjadi dosen diawali dengan membaca, orang menjadi presiden juga diawali dengan membaca, orang bisa membuat buku juga diawali dengan membaca dan sebagainya.
Jadi ada banyak orang sukses diawali dengan membaca buku, walaupun aspek-aspek lainnya juga menjadi faktor pendukung kita menjadi sukses, seperti membaca situasi, membaca fenomena yang berkembang disekitar, membaca pikiran orang lain dan faktor-faktor pendukung lainnya. Oleh karenanya membaca buku dan sejenisnya yang merupakan karya media cetak sangat dibutuhkan, apalagi dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih bisa dimanfaatkan, dengan membaca buku digital atau artikel-artikel lainnya.
Jordan E. Ayan pernah menyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘Bengkel Kreativitas’ bahwa membaca memiliki dampak positif bagi perkembangan kecerdasan,    yaitu: 1) mempertinggi kecerdasan verbal/linguistik, karena dengan banyak membaca akan memperkaya kosakata, 2) meningkatkan kecerdasan matematis-logis dengan “memaksa” kita menalar, mengurutkan dengan teratur dan berpikir logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri, 3) mengembangkan kecerdasan intrapersonal dengan mendesak kita merenungkan kehidupan dan mempertimbangkan kembali keputusan akan cita-cita hidup, dan 4) membaca dapat memicu imajinasi dengan mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya (http://www.pemustaka.comhttp://www.pemustaka.com/menumbuhkan-budaya-gemar-membaca-dengan-membangun-perpustakaan-idaman.html).
            Pendepat Jordan E. Ayan mempertegas bahwa dengan membaca ada banyak efek positif  yang bisa teman-teman dapatkan. Hal ini juga didukung dengan peristiwa turunnya wahyu dari Allah melalui perantara Jibril kepda Nabi Muhammad saw. Jika teman-teman melihat kembali sejarah turunnya wahyu kepada Rasulullah Muhammad saw, malaikat Jibril berkata “Bacalah”, kemudia Nabi bersabda “Aku tidak dapat membaca”, Rasulullah pun melanjutkan, “Lalu Jibril memegangku seraya mendekapku sampai aku merasa kepayahan”. Selanjutnya, Jibril melepaskanku dan berkata, “Bacalah”. Aku tidak dapat membaca jawabku. Kemudian Jibril mendekapku untuk kedua kalinya sampai benar-benar kepayahan. Selanjutnya, ia melepaskan aku lagi seraya berkata, “Bacalah”. Aku tetap menjawab “Aku tidak dapat. Lalu dia mendekapku untuk ketiga kalinya sampai aku benar-benar kepayahan. Setelah itu, dia melepaskanku lagi seraya berkata, “Bacalah dengan Nama Rabb-mu yang menciptakan”. (Diambil dari Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Alaq: 1).
Dari sepenggal kisah di atas dapat disimpulkan bahwa Allah SWT juga memerintahkan manusia untuk mencari ilmu dengan mrmbaca. Allah SWT mengajarkan  Nabi Muhammad saw membaca melalui perantaraan malaikat Jibril, sebelum melaksanakan tugasnya untuk mengajak umatnya ke jalan yang benar. Dengan membaca akan terbukalah pikiran, maka benarlah slogan “membaca buku, akan membuka dunia” atau “buku adalah jendela dunia”. Sebagai umat Islam maka perlu diseimbangkan porsi membaca Al-Qur’an dengan membaca buku-buku Islam, umum, koran dan tulisan-tulisan lainnya yang termuat pada media cetak. Jangan sampai tidak ada waktu untuk membaca Al-Qur’an, perintah Allah dalam surah Al ‘Ankabut ayat 29 yang berbunyi, Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran)”. Karena itu adalah kebutuhan teman-teman selaku umat Islam dan juga jangan dilupakan membaca buku-buku pokok seperti, buku sejarah Nabi Muhammad, para shahabat, fiqih, aqidah, pemikiran Islam dan sebagainya. Karena buku-buku tersebut akan menjadi pondasi serta filter kita ditengah-tengah kecanggihan teknologi informasi, yang menibulkan pemikiran modernisasi, westernisasi, dan globalisasi.

Tetapi disisi lain, sebagai umat Islam jangan sampai buta terhadap karya-karya bangsa Barat hari ini, jangan sampai kita menutup diri, hendaknya kita bersikap secara proporsional. Pada abad ke 8 masehi, agama lain (non Islam) melarang pemeluk-pemeluknya membaca kitab-kitab agama lain, yang berisi keyakinan lain dan memasukkan kitab yang berbahaya ini kedalam daftar kitab yang tidak diperbolehkan membaca. Sebaliknya khalifah Islam memberikan kebijakan untuk menterjemahkan kitab-kitab dari bermacam-macam agama dan madzhab yang ada pada masa itu. Agar dapat dipelajari, dibaca, dan didiskusikan oleh intelektual muslim pada masa itu.
Berani menempuh ujian, menerima kebenaran walaupun datangnya dari pihak lain, tidak takut menolak kebatilan sesudah diperiksa dan diselidiki, walaupun berada pada pihak lain. Ulama-ulama Islam membaca dan menelaah kitab-kitab Socrates, Plato, Aristoteles, Ptolemeus dan sebagainya, yang kemudian mereka bersama-sama meringkas, menelaah, dan mendiskusikan dengan pemikirannya sendiri, dan lahirlah zaman baru yaitu zaman terjemahan yang melanjutkan penyelidikan yang ada. Yang mengantarkan pada zaman kedua yaitu zaman filosof Islam (Capita selecta 1, M. Natsir). Tokoh-tokohnya ialah Ibnu Maskawih, Ibnu Kahldun, Al Farabi, Ibn Sina, Al Kindi, Al Khawaizmi dan filosof-filosof lainnya.
Jadi teruslah membaca dan janganlah berhenti ditengah jalan. Bacalah buku-buku terbaik. Dan ingat-ingat kata Albert Einstein, “Setiap orang yang banyak membaca tapi sedikit menggunakan akalnya sendiri akan menjadi orang yang malas berpikir” (http://kata-kata-mutiara.org). Membaca adalah faktor pendukung teman-teman dalam mngolah daya berfikir teman-teman ntuk mengeluarkan ide-ide besar, mempertajam analisis, dan tentunya semakin bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Esther  Meynell mengungkapkan “Buku, bagi seorang anak yang membaca, lebih dari sekedar buku. Tetapi ia merupakan impian seklaigus pengetahuan dan mesa depan sekaligus masa silam”. Edwin P. Whipple, “Buku adalah mercesuar  yang  berdiri ditepi samudera waktu yang luas”.  
Teruslah membaca, teruslah berfikir maju untuk memunculkan kembali sinar-sinar kebaikan yang muncul dari buah fikir maju. Tiada hari tanpa membaca.



0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Popular Posts